Loading

Etos Kerja Bangsa Indonesia

Sedih dan galau muncul kedalam benak setelah membaca salah satu artikel Pak Jansen Hulman Sinamo berjudul "Etos Kerja Indonesia". Pak Jansen Hulman Sinamo adalah Direktur utama Institut Dharma Mahardika.

Dalam atikelnya beliau membandingkan etos kerja yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dan dua negara lainnya yaitu Jerman dan Jepang yang memang terkenal dengan etos kerjanya. Jepang terkenal dengan etos Samurai, (1) bersikap benar dan bertanggungjawab, (2) berani dan ksatria, (3) murah hati dan mencintai, (4) bersikap santun dan hormat, (5) bersikap tulus dan sungguh-sungguh, (6) menjaga martabat dan kehormatan, dan (7) mengabdi pada bangsa.

Sedangkan Jerman dikenal memiliki etos (1) bertindak rasional, (2) berdisiplin tinggi, (3) bekerja keras, (4) berorientasi sukses material, (5) tidak mengumbar kesenangan, (6) hemat dan bersahaja, serta (7) menabung dan berinvestasi.

Bagaimana dengan Indonesia?? dalam artikelnya Beliau mengutip Mengutip Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977], ‘etos kerja’ orang Indonesia adalah (1) Munafik atau hipokrit. Suka berpura-pura, lain di mulut lain di hati; (2) Enggan bertanggung jawab. Suka mencari kambing hitam; (3) Berjiwa feodal. Gemar upacara, suka dihormati daripada menghormati dan lebih mementingkan status daripada prestasi; (4) Percaya takhyul. Gemar hal keramat, mistis dan gaib; (5) Berwatak lemah. Kurang kuat mempertahankan keyakinan, plinplan, dan gampang terintimidasi. Dari kesemuanya, hanya ada satu yang positif, yaitu (6) Artistik; dekat dengan alam. Dengan melihat keadaan saat ini, ini merupakan kenyataan pahit, yang memang tidak bisa kita pungkiri, dan memang begitu adanya.

Namun lanjutnya, dari 220 juta jiwa rakyat Indonesia, tidak semua memiliki etos kerja buruk seperti disebutkan diatas. Masih ada organisasi yang peduli dan mau mengubah etos kerja yang disematkan ke bangsa Indonesia saat ini (Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977]). Seperti contohnya sebuah bank nasional saat ini sedang mencoba merumuskan etos mereka yaitu (1) berorientasi kepada nasabah, (2) menjunjung integritas, (3) berdisiplin, (4) kerjasama, (5) saling percaya dan saling menghormati, (6) pemberdayaan SDM, (7) keseimbangan, (8) kepemimpinan, dan (9) kepedulian pada lingkungan. Itulah etos yang hendak ditegakkan dan diharapkan bisa mengubah mereka menjadi lebih baik.

Kita harapkan etos kerja yang diterapkan tersebut bisa diimplementasikan dalam kerja nyata dan akan lebih baik lagi jika hal positif tersebut menyebar kepada semua Organisasi kerja diseluruh Indonesia.

Lebih lanjut lagi beliau mengatakan, bangsa Indonesia adalah negara yang kaya dan merupakan bangsa yang besar. Indonesia dikarunia sumber daya alam yang melimpah ruah dan jumlah penduduk yang besar. Dan itu merupakan modal untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Namun pada Kenyataannya rakyat miskin bertambah banyak, pengangguran semakin meningkat, dan banyak anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Data Penduduk miskin sampai pada tahun 2009.

Salah satu faktor rendahnya etos kerja yang dimiliki oleh Indonesia yaitu negatifnya keteladanan yang ditunjukkan oleh para pemimpin. Mereka merupakan model bagi masyarakat yang bukan hanya memiliki kekuasaan formal, namun juga kekuasaan nonformal yang justru sering disalahgunakan.

Melihat kenyataan etos di Indonesia yang buruk, Jansen menawarkan solusi. Bagi ia, jawaban atas keberhasilan sebuah bangsa atau organisasi terletak pada etos kerja (culture) mereka. Dalam buku berjudul Culture Matters, Huntington menulis prakata yang mengatakan tiga puluh tahun yang lalu, Ghana dan Korea Selatan memiliki kesamaan dalam banyak hal seperti indikator ekonomi dan sebagainya.

Namun, sekarang Korea Selatan sudah menjadi negara yang sangat maju sedangkan Ghana nyaris tidak mengalami perubahan alias berjalan di tempat. Kenapa hal itu bisa terjadi? Semua analisis akhirnya sampai pada satu kesimpulan, akar penyebabnya adalah culture (budaya).

Culture dalam bahasa Jansen adalah etos. Etos mencakup sikap terhadap waktu, kerja, dan masa depan yang kemudian membentuk sehimpunan perilaku khas individu atau organisasi. Pada tingkat internasional sudah dibuktikan bahwa maju tidaknya peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh etosnya. Perusahaan-perusahaan kelas dunia seperti Matshushita dari Jepang, Kodak dari Amerika, juga berhasil karena mempunyai etos kerja yang unggul.

Begitu pula dengan tokoh-tokoh yang terkenal dari berbagai latar belakang seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandi, dan sebagainya. Mereka semua muncul sebagai tokoh dunia karena etos - cita-cita, nilai, prinsip, pilihan, standar perilaku – yang mereka miliki berbeda dari manusia kebanyakan. Bercermin pada pengalaman di ataslah yang menjadi motivator dan menggerakkan Jansen untuk membuat Ethos21

Untuk dapat membangun kembali etos kerja perlu ada motivasi diri sendiri yang antara lain:

1. Kerja Adalah Rahmat Dari Allah SWT
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari ALLAH SWT. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan
bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespon semua rahmat itu dengan kerja yang ogah-ogahan

2. Kerja Adalah Amanah
Apapun pekerjaan kita semua adalah Amanah. Seyogyanya kita menjalankan amanah tersebut dengan sebaik mungkin. Kerja bukanlah sekedar pengisi waktu tapi perintah Allah. “Amanat itu mendatangkan rezeki,sedangkan khianat itu mendatangkan kemiskinan” (HR Dailami).
Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

3. Kerja Adalah Panggilan

Jika pekerjaan atau profesi kita disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri kita sendirim, “I’m do my best!” Dengan begitu kita tidak akann merasa puas jika hasil karya ya kita kurang baik mutunya

4. Kerja Adalah Aktualisasi
Aktualisasi diri artinya pengungkapan atau penyataan diri kita, apa yang harus kita aktualisasikan ?
- kemampuan kita untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab
- kejujuran
- disiplin
- kemauan untuk maju
- Tunjukkanlah terlebih dulu kualitas pekerjaan yang anda lakukan sebelum anda
- menuntut terlalu banyak untuk menerima imbalan yang besar karena kerja
- adalah aktualisasi diri.

Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.

5. Kerja Adalah Ibadah
Seperti halnya aktivitas keseharian seorang muslim, kerja juga harus
diniatkan dan berorentasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain, setiap
aktivitas yang kita lakukan hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap
ibadah kepada Allah harus direalisasikan dalam bentuk tindakan, sehingga bagi
seorang muslim aktivitas bekerja juga mengandung nilai ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata

6. Kerja Adalah Seni
Kesadaran ini membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi

7. Kerja Adalah Kehormatan
Karena tidak semua orang bisa diberi kepercayaan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti yang anda terima saat ini. Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai
sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi “hijau” melihat
uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi
yg kita miliki.
Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun
yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap
apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu
memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti
besar. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika kita bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan yang lain yang lebih besar akan datang kepada kita

8. Kerja Adalah Pelayanan
Manusia diciptakan dengan dilengkapi oleh keinginan untuk berbuat baik. Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.

Referensi : AA Gym, Jansen Sinamo, Anonymous



StumbleDeliciousTechnoratiTwitterFacebookReddit

5 comments:

TIP Kang Romly said...

ya...Indonesia kn lebih tahan terhadap adanya krisis....mngkn jg karna sikap yang penuh semangat dan terima apa adanya

Kang Romly said...

Gan ini juga Blog saya tentang Pembelajaran Komputer dan Internet secara sederhana.....

Aziz said...

wah tragis ya keadaan bangsa kita..., kok banyak yang negatifnya dari pada yang positifnya..., positifnya cuma satu.., apakah yang satu ini juga akan hilang nantinya??

Om Rame said...

memang kaLau di indonesia kambing yang hitam paLing banyak di cari.
-------------
ijin copas Link bannernya. terima kasih.

RF4BI said...

@Kang Romly> itu yang kita patut syukuri gan... untuk link yang satu httpp browser ku gak bisa buka ya gan???


@Aziz> ya gitulah, tapi kita juga gak bisa menyalahkan SDM-nya secara individu... mungkin system yang telah berjalan setelah sekian tahun yang membentuk etos kerja yang sekarang ini, system itulah yang harus dirubah, seperti yang ditulis pada artikel diatas, dimulai dari pucuk pimpinan yang merupakan figur sentral....

@Om_rame> kalau saya masih muda om_rame jadi saya punya keinginan untuk merubah paradigma itu... jadi tidak gampang lagi mencari kambing hitam di Indonesia....yang ada sikap profesional dalam menjalankan satu profesi.. :)

TOP ARTIKEL

TOP KOMENTATOR

Guest Room